Jumat, April 19, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaSurvei PemiluLSI Denny JA Rilis Survei Partai Politik dan Pertumbuhan Pro-Syariat Islam. Berikut...

LSI Denny JA Rilis Survei Partai Politik dan Pertumbuhan Pro-Syariat Islam. Berikut Hasil Temuan dan Analisis

WartaPemilu – Lembaga Survei Indonesia (LSI) versi Denny JA merilis survei terbarunya bertema ‘Partai Politik dan Pertumbuhan Pro-Syariat Islam’.

Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner pada 1.200 responden dalam rentang waktu 11-20 September lalu dengan margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,9 persen.

Adapun riset kualitatif dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.

Dalam survei tersebut, pertumbuhan pemilih yang pro-syariat Islam, termasuk dua partai yakni PPP dan PKS yang menjadi basis dari pemilih pro-syariat Islam.

Ade Mulyana, Direktur CPA LSI Denny JA mengungkapkan, dari seluruh responden yang disurvei hanya 12,5 persen pemilih yang pro-syariat Islam.

Sementara 77,8 persen responden yang tidak setuju dengan pro-syariat Islam.

Namun demikian, berdasar riset versi Denny JA angka 12,5 persen itu terjadi kenaikan dari setiap tahunnya.

Dimana pada 2012 hanya ada 5,6 persen dan 2017 naik ke 9,3 persen yang pro-syariat Islam.

“Dari seluruh parpol ada dua partai yakni PKS dan PPP yang pemilihnya banyak pro-syariat Islam. Dimana dalam survei terlihat PKS 18 persen dan PPP 14 persen pendukung pro-syariat Islam,” kata Ade dalam pemaparannya, Selasa (1/11/2022).

Ade mengatakan sebetulnya kenaikan pendukung pro-syariat Islam yang kini di 2022 menjadi 12,5 persen ini bukan satu hal yang berbahaya.

Karena di negara demokrasi sebesar Indonesia pasti ada saja yang menginginkan adanya satu bentuk pemerintahan negara Islam. Namun menurut dia, angka pertumbuhan tersebut perlu dicermati.

Sementara berdasar wilayah, Bagian Tengah lebih dominan memilih pro-syariat Islam dibanding wilayah Barat dan Timur.

Dalam paparannya, dari tingkat pendidikan semakin rendah pendidikan, maka semakin tinggi suara pro-syariat Islam. Sementara itu semakin rendah pendapatan, terlihat semakin pro-syariat Islam.

Uniknya, mereka yang dari kelompok miskin kota menjadi pendukung pro-syariat Islam lebih besar dari pada mereka yang tinggal di kota.

“Dimana 17,8 persen mereka yang di kota lebih pro-syariat Islam, sementara di desa 10,4 persen,” tegasnya.

Kesimpulannya, terjadi peningkatan-peningkatan masyarakat yang inginkan mendirikan Negara Islam.

“Nah ini yang menjadi warning bagi kita semua. Semoga nanti pada saat kontestasi Pemilu dan Pilpres, komoditas isu-isu agama seperti ini tidak diangkat seperti tahun-tahun sebelumnya,” Ade memungkas.(*)

BACA juga berita menarik lainnya di Kabariku.com ‘Aktif Memberi Kabar’

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments