Jakarta, WartaPemilu – Tokoh toleransi Ir. R. Haidar Alwi MT mengatakan, dari kacamata politik, Anies Baswedan dianggap sebagai calon penantang dari kalangan oposisi dengan kekuatan basis politik yang tak bisa dianggap sebelah mata.
Bahkan, menurut Haidar, organisasi-organisasi yang sekarang dilarang pemerintah seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), merupakan pendukung Anies.
“Organisasi-organisasi garis keras kanan yang dianggap sebagai bagian dari kelompok organisasi terlarang seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), adalah bagian dari kelompok pendukung garis keras cawapres besutan Surya Paloh tersebut,” kata Haidar dalam rilisnya Senin 10 Juli 2023.
Haidar Alwi MT yang selama ini dikenal sangat keras menolak eksistensi kelompok- kelompok yang menurutnya sangat inklusif dan berbahaya di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang plural tersebut, mengaku khawatir dengan fenomena yang sekarang muncul.
Kekhawatiran Haidar Alwi tersebut di antaranya karena Anies Rasyid Baswedan, sebagai Capres saat ini memiliki elektabilitas yang sangat tinggi.
Menurutnya, tingginya elektabilitas Anies akibat domino effect blunder yang dilakukan Kabinet Jokowi yang dipersepsikan sebagai usaha menjegal/mendowngrade Anies Baswedan.
Menurut Haidar ada tiga hal penting yang sangat merugikan calon presiden lain selain Anies. Tiga hal merugikan tersebut adalah:
- Survei banyak yang tidak realitas dengan kondisi lapangan tapi terindikasi survei pesanan.
- Dari berbagai konstruksi politik, dianggap ada kasus pesanan untuk menjegal Anies seperti kasus Jakarta Internasional Stadion (JIS) jadi blunder politik di mata publik.
- Anies menerima empati rakyat karena dari kondisi konstalasi yang ada, rakyat menganggap Anies dizalimi oleh pemerintah saat ini.
“Oleh karena itu kami menghimbau agar rakyat yang peduli terhadap corak pluralisme di Indonesia dari berbagai entitas, agama dan suku yang ada ,diharapkan untuk bersatu padu melawan kelompok yg terindikasi intoleran ini,” ungkap Haidar dalam rilisnya tersebut.
Ia juga meminta agar Presiden Jokowi tidak membiarkan para menterinya menyerang dan melakukan upaya yang bisa diindikasikan menjegal Anies tanpa perhitungan yang matang seperti yang terjadi pada kasus Jakarta Internasional Stadion (JIS).***
Red/K-1000