Jakarta, WartaPemilu – Gejolak dan dinamika politik terus terjadi sejak PDI Perjuangan mendaulat Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden (Capres) 2024.
Ketum Relawan Alnusa yang juga aktivis Reformasi 1998, Tomson Manurung, memaparkan 8 (delapan) poin penting dalam dinamika Pilpres 2024, sebagai berikut:
Pertama, terbentuknya koalisi partai atau kerjasama politik pendukung Ganjar Pranowo, yaitu PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo.
Kedua, keluarnya PPP dari Koalisi Indonesia Bersatu yang awalnya dibentuk bersama Golkar dan PAN.
Ketiga, bergabungnya koalisi indonesia bersatu (Golkar dan PAN) ke koalisi pendukung Prabowo Subianto. Dalam koalisi ini ada Gerindra, PBB, Gelora, Garuda, serta termasuk partai yang baru lahir kecuali Partai Buruh.
Keempat, Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang dibangun Nasdem, PKS, dan Demokrat, membuat geger dunia perpolitikan setelah PKB keluar dari koalisi pendukung Prabowo dan mendeklarasikan pasangan Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar oleh Nasdem dan PKB.
Kelima, PSI yang mencla-mencle dari awalnya mendukung Ganjar kemudian mendukung Prabowo.
Keenam, hasil survei yang merilis Prabowo mengungguli Ganjar Pranowo oleh survei Litbang Kompas pada 27 Juli – 7 Agustus 2023, menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul saat head to head dengan Ganjar Pranowo dan Anies Bawedan.
Ketujuh, kejutan dari berbagai survei diantaranya, Litbang Kompas dikutip Senin (21/8/2023) Ganjar unggul dari dua kandidat Capres; Pada tanggal 30 Agu 2023, Lembaga Survei Indonesia (LSI) Ganjar unggul dari dua kandidat; dan Pada Senin (5/6/2023), SMRC merilis hasil survei Ganjar unggul dari kedua kandidat lainnya.
“Poin terakhir, ada juga riak kecil yang dinilai tidak berdampak, misal pernyataan Effendi Simbolon dan dukungan Budiman Sujatmiko ke Prabowo,” Tomson menutup.(*)
