WartaPemilu – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan survei Prospek Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Paling Populer pada Pemilu 2024.
Denny Januar Ali atau akrab disebut Denny JA, Direktur Konsultan Citra Indonesia-Lingkaran Survei Indonesia (KCI-LSI) mensimulasikan tiga pasangan Capres-Cawapres, yakni: Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto-Puan Maharani, dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pada simulasi pertama, Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto memperoleh elektabilitas 31.1 persen. Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar 29.6 persen, dan Anies Baswedan-Puan Maharani 14.1 persen.
“Dari tiga nama ini terlihat pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto adalah paket pasangan Capres-Cawapres yang paling banyak dipilih atau yang paling tinggi elektabilitasnya,” kata peneliti LSI Denny JA. Senin (10/10/2022).
Dari empat pasangan tersebut, Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto unggul mendapat elektabilitas tertinggi diangka 30% dilima kantong besar pemilih yaitu; Kantong besar pemilih agama (Islam), Kantong besar pemilih etnik (jawa), Kantong besar wong cilik (pendidikan), Kantong besar wong cilik (pendapatan), dan Kantong besar pemain medsos (Facebook).
Menurut survei SLI, Empat belas bulan sebelum Pilpres 2024, pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto merupakan pasangan paling populer/disukai, dengan elektabilitas tertinggi.

“Elektabilitas Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto lebih tinggi dibandingkan Prabowo-Puan, Prabowo-Muhaimin Iskandar, Anies-AHY, Anies-Khofifah, Puan-Ganjar, ataupun Ganjar-Puan,” papar Denny JA.
Pada simulasi kedua, Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto masih menempati posisi tertinggi dengan elektabilitas 30 persen. Sedangkan, Prabowo Subianto-Puan Maharani 23.9 persen, Anies Baswedan- AHY 22.8 persen.
“Pasangan Ganjar dan Airlangga pasangan yang paling banyak dipilih jika Pilpres dilaksanakan pada hari survei dilaksanakan,” ucap Adjie.
Simulasi ketiga, menanyakan pilihan terhadap tiga pasang Capres-Cawapres dengan komposisi berikut; Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto vs Prabowo-Puan vs Anies-AHY. Ganjar-Airlangga menempati posisi pertama dengan elektabilitas diangka 30%.
Posisi Kedua Prabowo-Puan diangka 23,9%, dan posisi ketiga Anies-AHY diangka 22.8%. Yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab/rahasia berada diangka 23,3%.
“Sementara segmentasi pemilih partai, Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto unggul di pemilih PDI Perjuangan, Golkar, PKB, dan PAN,” jelasnya.
Segmentasi Pemilih
SLI menelisik lebih lanjut dari Pemilih PDI Perjuangan yang memilih Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto berada di angka 59.9%. Pemilih Golkar yang memilih Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto diangka 37,1%, Pemilih PKB yang memilih Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto di angka 21,7%, dan pemilih PAN yang memilih Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto 41,2%.

“Dari segmentasi pemilih Pilpres 2019, terlihat Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto mendapat banyak dukungan dari pemilih Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebesar 42,1%,” terangnya.
Demikian temuan penting dari survei nasional terbaru LSI Denny JA. Data dan analisa didasarkan pada survei nasional pada tanggal 11 – 20 September 2022 dan riset kualitatif.
Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).
Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview, dengan Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9%.
“Pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto dimungkinkan jika terjadi koalisi antara PDI Perjuangan dan KIB (Golkar, PAN dan PPP). Koalisi ini juga potensial membentuk pemerintahan yang kuat,” paparnya.
Menurutnya, PDI Perjuangan dan Golkar bukan saja mewakili dua partai terbesar hasil Pemilu terakhir 2019. Tapi koalisi ini juga mewakili dua segmen pemilih terbesar: nasionalis (PDI Perjuangan, Golkar) dan Islam (PAN, PPP).
“Restu Megawati dan Puan Maharani memainkan peran penting yang memungkinkan terwujudnya pasangan ini,” ungkapnya.
Segmentasi Desa dan Kota
Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto lebih dominan didukung oleh pemilih yang tinggal di desa. Pemilih yang tinggal di desa sebanyak 31.4% memilih Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, sementara pemilih yang tinggal di kota sebanyak 26,5%.
Pemilih yang tinggal di desa yang memilih Prabowo-Puan diangka 24%, dan memilih Anies-AHY diangka 18,8%.Pemilih yang tinggal di kota, memilih Prabowo – Puan diangka 23,5%, dan memilih Anies-AHY diangka 32,6%.
Segmentasi Pemilih Berdasarkan Wilayah
Pembagian wilayah dibagi tiga: wilayah barat, tengah, timur, Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto unggul di wilayah Tengah dan Timur.
Wilayah Tengah meliputi pulau Jawa. Wilayah Timur meliputi pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua.
Sementara, Wilayah tengah Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto mendapat dukungan sebanyak 33,9%. Di Wilayah Timur, Ganjar – AH mendapat dukungan sebanyak 27,2%.
Terbentuknya Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto
Prospek Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, menurut survei SLI bisa diteropong melalui skenario koalisi resmi PDI Perjuangan dan KIB. Secara resmi PDI Perjuangan dan KIB menyatukan diri berkoalisi. Capres dari PDI Perjuangan yaitu Ganjar. Cawapres dari KIB yaitu Airlangga Hartarto.

Skenario Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto bagi PDI Perjuangan lebih baik dIbandingkan Prabowo-Puan, karena dua hal;
Pertama, elektabilitas Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto lebih tinggi dibanding Prabowo-Puan.
Kedua, pada Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, posisi Ganjar sebagai Capres PDI Perjuangan. Sedangkan Prabowo-Puan, posisi Puan hanya Wapres PDI Perjuangan.
“Efek ke PDI Perjuangan di Pileg 2024 lebih tinggi jika calon PDI Perjuangan menjadi Capres dibandingkan hanya menjadi Cawapres,” ujarnya.
SLI menyebut, Jika Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto menang, ini skenario PDI Perjuangan pasca Megawati. Ganjar menjadi Presiden RI 2024-2029. Puan menjadi Ketua Umum PDIP dan Ketua DPR 2024-2029.
Adapun hal yang dapat menggagalkan pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto.
Skenario Pertama, menjelang pendaftaran Pilpres 2024 (September 2023), elektabilitas Puan Maharani melejit melampaui Ganjar. Maka PDIP akan mencalonkan Puan sebagai Capres.
“Atau menjelang pendaftaran Pilpres 2024 (September 2023), elektabilitas Airlangga melejit melampaui Ganjar. Maka KIB akan mencalonkan Airlangga sebagai Capres,” kata Denny.
Skenario Kedua, yang bisa mengubah pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, adalah elektabilitas Prabowo dan Anies Baswedan melejit. Maka Prabowo dan Anies lebih menjadi pilihan Capres bagi Airlangga.
Skenario Ketiga, yang bisa mengubah pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto, adalah Ganjar menemukan pasangan cawapres lain diluar Airlangga yang juga sudah punya tiket Capres yang cukup.
Menurut Denny AJ, Megawati cukup memiliki perhitungan yang matang untuk kepentingan partai, PDI Perjuangan, juga kepentingan bangsa.
Di tahun 2014, Megawati secara rasional menyerahkan kursi capres kepada Jokowi, yang paling tinggi elektabilitasnya saat itu.
“Menjelang pendaftaran Capres- Cawapres di bulan September 2023, jika dari kader PDI Perjuangan, hanya Ganjar Pranowo yang memungkinkan PDI Perjuangan memenangkan Pilpres 2024, secara rasional Ganjar Pranowo yang potensial dicalonkan PDI Perjuangan,” paparnya.
Namun sebelum September 2023, Puan Maharani selaku putri mahkota diberikan kesempatan pertama menaikan elektabilitasnya agar dapat menjadi capres PDI Perjuangan yang memenangkan pilpres 2024.
Hal yang sama terjadi dengan Golkar sendiri. Hingga September 2023, Airlangga Hartarto tetap diberikan kesempatan pertama menaikan elektabilitasnya agar menjadi capres Golkar yang menang pilpres 2024.
SLI menyebut, Jika hingga September 2023, pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto tetap berada dipuncak, pasangan ini menjadi pilihan rasional, baik bagi PDI Perjuangan, ataupun Golkar, ataupun KIB.
“Itulah pilihan berpolitik dengan akal sehat,” tandasnya.(*)
BACA juga berita menarik lainnya di Kabariku.com ‘Aktif Memberi Kabar’