Pemerintah Hadir Atasi Kesepian Lansia Melalui Program SIDAYA

Jakarta, 3 Juni 2025 | WARTAPEMILU.COM – Isu kesepian pada lanjut usia (lansia) kini menjadi perhatian serius pemerintah. Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) meluncurkan berbagai program inovatif, salah satunya Program Lanjut Usia Berdaya (SIDAYA), yang menempatkan lansia sebagai subjek pembangunan.

Program ini ditegaskan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 yang bertema “Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera” pada Selasa (03/06/2025) di RPTRA Matahari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Acara tersebut turut dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta, Marullah Matali, Lc, M.Ag, serta Walikota Jakarta Pusat dan jajaran Kemendukbangga/BKKBN.

Menteri Wihaji mengungkapkan bahwa Indonesia telah memasuki tahap penuaan penduduk. Persentase warga berusia 60 tahun ke atas meningkat signifikan, dari 7,6 persen pada 2010 menjadi 9,8 persen pada 2020, dan mencapai 12 persen pada 2023. Data BPS 2024 menunjukkan hampir 30 persen rumah tangga dihuni lansia, dengan lebih dari separuhnya berperan sebagai kepala rumah tangga. Ironisnya, sebagian lansia tinggal sendiri dan sekitar 11 persen masih hidup dalam kemiskinan.

Mengingat angka harapan hidup lansia yang terus meningkat hingga 2045, Menteri Wihaji menegaskan pentingnya memperkuat program kesejahteraan untuk memastikan masa lanjut usia yang layak bagi seluruh lansia Indonesia. “Program kelanjutusiaan seharusnya mendapat perhatian luas,” ujarnya. 

Beliau juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor agar program bagi lansia menjadi lebih kuat dan terintegrasi.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) ‘Statistik Penduduk Lanjut Usia 2024’ memproyeksikan bahwa pada tahun 2045, saat Indonesia Emas, lansia di Indonesia akan mencapai 65,82 juta orang atau 20,31 persen dari total penduduk. Ini berarti akan ada satu lansia di antara lima penduduk di Indonesia. Dalam satu dekade terakhir (2015-2024), persentase lansia meningkat nyaris 4 persen.

Fenomena pergeseran struktur penduduk ini mulai terjadi pada tahun 2021, di mana persentase penduduk lansia sudah berada di kisaran 10 persen, dan menyentuh angka 12 persen pada 2023-2024. Dari 38 provinsi di Indonesia pada 2024, 21 provinsi di antaranya masuk dalam struktur penduduk tua karena persentase lansianya sudah lebih dari 10 persen. Daerah Istimewa Yogyakarta mencatatkan persentase rasio lansia tertinggi dengan 16,28 persen, diikuti Jawa Timur 16,02 persen, dan Jawa Tengah 15,46 persen. Sementara itu, persentase rasio lansia terendah berada di Papua Tengah, yakni 4 persen.

Dalam kesempatan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN memperkenalkan Program Lanjut Usia Berdaya (SIDAYA). Program ini merupakan salah satu dari lima Quick Wins Menteri Wihaji, yang dirancang untuk menciptakan lansia yang sehat, tangguh, produktif, merasa aman, dan mampu berpartisipasi aktif sesuai minat dan potensinya.

Program SIDAYA memiliki lima layanan utama, yaitu Kartu Sidaya, pemeriksaan kesehatan rutin, pelatihan dan pendampingan Perawatan Jangka Panjang (PJP) Berbasis Keluarga, Sekolah Lansia di Bina Keluarga Lansia, dan program Lansia Entrepreneur.

Menteri Wihaji juga mengumumkan peluncuran Kartu Lansia Sehat pada peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) mendatang. Kartu ini akan memberikan berbagai manfaat, seperti layanan pemeriksaan kesehatan gratis, diskon tiket kereta api, serta potongan harga untuk wisata lansia. “Lansia berusia 60–65 tahun yang masih aktif secara fisik dan mental akan dibekali program kewirausahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka,” tambah Menteri Wihaji.

Reporter : Ramdani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *