Jakarta, WartaPemilu – Lembaga Survey, Parpol dan Elit Politisi terjebak ‘Politik Populisme Tokoh’ dalam Pilpres pada Pemilu 2024.
“Pemilu 2024 Suram,” demikian dikatakan Hasanuddin. Jum’at (23/9/2022).
Hasanuddin, Koordinator SIAGA 98, menilai dalam Pemilu pergantian Presiden dan Wakil Presiden 2024. Dimana Lembaga Survey, parpol dan elit politisi berkontestasi pada keterkenalan (popularitas) calon.
“Tiap hari hitung hasil popularitas, mengkalkulasi keterkenalan semata. Politik populisme ini berbahaya,” ucap Hasanuddin.
Populisme model ini, sebut Hasanuddin, hanyalah demi kepentingan pragmatis semata untuk kepentingan kelompok-kelompok tertentu yang tujuannya semata kekuasaan.
“Kita tidak bisa menggantungkan nasib pada keterkenalan calon,” ujarnya.
Semestinya, lanjutnya, Lembaga Survey, Parpol dan Elit Politik mulai menggagas konsepsi kedepan, program dan rancangan perubahan apa yang ditawarkan dalam mengatasi banyak masalah.
“Baik soal hutang luar negeri, isue korupsi, kepastian hukum, kemiskinan, pengangguran dan krisis global,” tuturnya.
Kata aktivis 98 ini, Harus jelas kontrak gagasannya kedepan pasca Presiden Jokowi berakhir.
“Jangan seperti saat ini, 2 Figur calon, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dijadikan kelinci percobaan politik populisme,” tukasnya.
Menurutnya, Dari 2 wajah ini tidak menemukan solusi apa-apa. Mestinya isi kepalanya yang dielaborasi. Khususnya isi kepala parpol pengusungnya.
“Kami berharap Lembaga Survey dapat mengedukasi pemilih dan menempatkan Pemilu 2024 sebagai ruang perdebatan program,” ujarnya.
“Jangan angka-angka statistik diliberalisasi untuk kepentingan mendongkrak popularitas seseorang atas nama survey,” tandasnya.(*)