IMM Sultra Gelar Dialog Publik, Dirga Mubarak: Menjadi Entrepreneur Muda Dapat Minimalisir Money Politik

Kendari, WartaPemilu – Memperingati Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang ke-59, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Dialog Publik dengan tema ‘Peran Pemuda Dalam Mengawal Demokrasi Yang Berkualitas’, bertempat di Gedung Lantai 4 Universitas Muhammadiyah Kendari, Selasa (14/3/2023) lalu.

Dialog yang dimoderatori oleh Immawan Kariadi dan pembawa acara Immawati Dinda ini menghadirkan beberapa narasumber, salah satu diantaranya adalah Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Dirga Mubarak.

Dalam penyampaian materinya, Dirga mengatakan pemuda memiliki peran sebagai agent of change atau agen perubahan, artinya bahwa pemuda memiliki peranan untuk menjadi faktor terpenting dari kemajuan bangsa itu sendiri, baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris kekayaan bangsanya.

“Generasi muda harus mempunyai integritas dalam membangun bangsa dan negaranya, bermoral, nasionalis, berdaya saing, berilmu dan mampu beradaptasi dalam teknologi untuk bersaing secara global,” ucap Dirga.

Sebagai generasi muda penerus bangsa, pemuda tidak boleh hanya berdiam diri melihat pembangunan yang sedang berjalan. Pemuda sekarang sebagai tulang punggung bangsa harus bisa berinovasi dan kreatif dalam berbagai sektor pembangunan di masing-masing daerah.

Dirga menyampaikan, terdapat dua peran politik yang dapat dilakukan pemuda pada Pemilu serentak tahun 2024. Pertama, terlibat kontestasi politik secara langsung menjadi calon anggota legislatif dari pusat sampai daerah dan yang kedua menjadi bagian dari kekuatan civil society melakukan pengawasan Pemilu 2024.

“Aktivitas yang dilakukan generasi muda dalam mengawasi Pemilu 2024 adalah dengan cara mengumpulkan data apabila ditemukan dugaan pelanggaran segera melaporkan kepada Bawaslu. Hal tersebut untuk memastikan tahapan yang berlansung sesuai dengan prosedur yang ada,” jelasnya.

“Terdapat beberapa objek yang perlu diawasi oleh generasi muda. Mulai dari tahapan penyusunan data pemilih, pencalonan, kampanye, masa tenang, pemungutan dan penghitungan suara hingga rekapitulasi suara,” imbuh Dirga.

Era society 5.0 adalah suatu konsep yang mendefinisikan dimana manusia dan teknologi berjalan berdampingan untuk menunjang taraf hidup manusia secara berkelanjutan. 

Dalam society 5.0 komponen utamanya adalah manusia mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi yang akan meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dengan masalah ekonomi di kemudian hari.

“Sebagai agen perubahan dalam rangka menuju era society 5.0 menjadi pintar saja tidak cukup. Dalam hidup, perlu adanya 4C (Creativity, Critical Thinking, Communication, Collaboration), 4C tersebut merupakan hal dimana kita harus mampu untuk berpikir dan bertindak secara kreatif, serta berpikir kritis dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang ada, karena dunia akan melesat maju tanpa memberi kesempatan untuk bersiap, sehingga manusia yang harus selalu beradaptasi dengan segala perubahan untuk melanjutkan hidup yang lebih berarti,” paparnya.

Orang-orang yang akan dipilih pada Pemilu dan Pilkada bakal menjadi wakil rakyat karena mereka yang bakal mengambil kebijakan-kebijakan strategis terkait dengan hidup kita 5 tahun yang akan datang.

Oleh karena itu, orang-orang yang terpilih pada 2024 baik eksekutif maupun legislatif harus orang-orang yang memiliki kompetensi dan memiliki keberpihakan kepada masyarakat.

Melibatkan pemuda dalam setiap proses Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah diyakini dapat mewujudkan demokrasi yang berkualitas dan berintegritas yang berimbas pada lahirnya wakil rakyat dan pemimpin yang selalu mengutamakan derita dan aspirasi masyarakat.

Dirga mengatakan ada beberapa peran wirausaha dalam membangun ekonomi Indonesia, yaitu dengan membuka jenis usaha, menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja.

“Mengurangi kesenjangan ekonomi dengan adanya wirausaha, maka masyarakat yang masih pengangguran dapat langsung bekerja karena lapangan pekerjaan telah tersedia,” sebutnya. 

Dirga menyebut dengan adanya entrepreneur muda akan mengurangi kesenjangan ekonomi dan berkurangnya pengangguran sehingga money politik dapat diminimalisir karena telah memiliki penghasilan yang memadai.

Kelompok pemuda yang identik dengan jiwa idealis dan kritis sangat dibutuhkan dalam mengawal demokrasi on the track, diantaranya hal-hal yang menunjang diraihnya bonus demografi yaitu pendidikan yang berkualitas, pekerjaan yang layak, kemandirian pemuda dan kesehatan yang baik.

Sejatinya, para pemuda sejak dulu memang merupakan agen pengubah utama. Energi yang berlimpah, ketajaman fikir, kedinamisan gerak, menjadi diantara bekal utama para pemuda. Namun kelebihan pemuda tersebut, dapat pula menjadi kekurangannya apabila tidak dikelola dengan baik. Kedinamisan pemuda, energinya yang melimpah, dapat menjadi kekuatan yang merusak apabila tidak diarahkan. 

Pemuda yang tidak memiliki tujuan yang jelas, bukan tidak mungkin malah baku hantam diantara mereka sendiri. Tidak jarang kita mendengar berita pemuda atau kelompok pemuda yang bertikai, bahkan sampai dengan perkelahian fisik.

Perlu kolaborasi dan sinergi yang baik antara pemerintah dengan para pemangku kepentingan kepemudaan lainnya, termasuk diantaranya organisasi-organisasi kepemudaan yang selaiknya menjadi wadah pemersatu dan problem solver di tengah para pemuda. 

“Untuk menghindari potensi desktruktif yang mungkin menghampiri, para pemuda Indonesia perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta wawasan kebangsaan yang relevan,” ujarnya.

Tahun 2030 diperkirakan akan menjadi puncak bonus demografi, tidak terkecuali di Indonesia. Angkatan kerja Indonesia yang pada tahun 2019 berjumlah sekitar 68%, diperkirakan akan mencapai 71% pada tahun 2030. 

“Tahun ini akan menjadi jawaban seluruh usaha yang dilakukan, apakah pemuda Indonesia menjadi bonus demografi atau beban demografi, atau bahkan berubah menjadi bencana demografi,” tutup Dirga.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *