Remaja Yang Nekat Bunuh Diri Imbas Tak Bisa Bayar Sekolah Kini Diangkat Dedi Mulyadi

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Dok ( Tim)

CIREBON, WARTAPEMILU.COM – Nasib tidak beruntung dialami seorang remaja perempuan di Kota Cirebon, Jawa Barat dilarikan ke rumah sakit usai menenggak cairan pembersih lantai dengan niat ingin mengakhiri hidup.

Dalam hal ini remaja tersebut nekat bunuh diri karena tak bisa melanjutkan sekolah di tingkat SMA. Orang tua remaja itu terkendala urusan ekonomi, beruntung dalam situasi tersebut dia selamat setelah mendapatkan penanganan medis dari rumah sakit.

Bacaan Lainnya

Kejadian ini pun menarik perhatian Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi menginstruksikan ajudannya untuk menemui gadis itu dan orang tuanya di Cirebon.

Dedi menyampaikan biaya penanganan rumah sakit anak tersebut telah diselesaikan. Anak tersebut juga akan angkat sebagai anak asuhnya. Dia menjamin si gadis bisa melanjutkan pendidikan di sekolah negeri.

“Mulai besok anak itu menjadi anak asuh saya dan berhak untuk sekolah di sekolah negeri,” ucap eks Bupati Purwakarta itu, di unggahan Instagramnya, Senin (9/6/25).

Kendati begitu, Dedi mengatakan masuknya gadis itu ke sekolah negeri akan sesuai prosedur yang berlaku. Sebab, kata dia, penting agar semua orang tetap mendapat perlakuan yang sama.

“Tetapi saya bertanggung jawab terhadap pendidikannya, sampai tamat SMA,” kata Dedi.

“Kalau punya kemampuan, dia pintar bisa terus meneruskan di perguruan tinggi itulah langkah-langkah yang diambil,” imbun dia.

Politikus partai Gerindra itu menjelaskan peristiwa tragis ini dipicu kekecewaan remaja perempuan tersebut. Dedi menceritakan bahwa si gadis sempat meneruskan pendidikan SMA Tengah Tani Cirebon selama 1 semester usai lulus dari Madrasah Tsanawiyah.

Namun, gadis itu tak bisa lanjut lantaran orang tuanya mengalami keterbatasan ekonomi pada akhir tahun 2024 lalu.

“Kemudian, tahun ini dia ingin meneruskan sekolah lagi, tetapi orang tuanya berkeberatan dia meneruskan sekolah lagi karena ketidakmampuan ekonomi. Kalau sekolahnya, sudah tidak bayar tetapi dia berat untuk beli seragam beli buku dan sejenisnya,” kata dia.

Dedi berharap kejadian getir dan prihatin serupa tidak terulang. Sebab, pendidikan sekolah 9 tahun amat penting bagi anak-anak.

“Semoga peristiwa serupa tidak terjadi lagi pada siapapun dan menimpa siapapun,” kata dia.

“Mari kita gotong royong secara bersama-sama agar orang yang miskin tetap bisa sekolah. Semoga Jawa Barat seluruh anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik dengan minimal pendidikannya SMA atau SMK atau Madrasah Aliah,” pungkasnya

Reporter : Noto PW
Editor : AMK

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *