Jakarta, WartaPemilu – Setiap menjelang Pemilu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kini menjadi calon presiden dari Koalisi Kebangkitan Indoneia Raya (KKIR), selalu mendapat kiriman narasi negatif.
Ada narasi negatif yang sudah usang kemudian diputar kembali, ada juga narasi negatif baru.
“Setiap memasuki tahun perjuangan, Pak Prabowo kerap mendapat narasi negatif daur ulang tentang isu penculikan, pelanggaran HAM, kebangkitan Orde Baru hingga isu kejahatan lingkungan,” ungkap Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Prof. Sufmi Dasco Ahmad, Minggu (21/8/2023).
Namun, jelas Sufmi Dasco, publik sudah cerdas, dan tidak mudah lagi digiring dengan isu-isu seperti itu, karena semua tudingan yang ditujukan, sangat mudah untuk dijawab dan dipatahkan.
Mereka yang gamang dengan elektabilitas Prabowo yang saat ini di angka tertinggi, lanjutnya, membutuhkan narasi negatif yang baru untuk mendegradasi posisi.
Kali ini, katanya, mereka kembali membuat narasi negatif baru dengan isu politik identitas yang bertujuan untuk membenturkan Prabowo dengan umat Islam
“Di sosial media, ada pihak yang berusaha memelintir pernyataan Grace Natalie bahwa Pak Prabowo telah kecewa terhadap umat Islam. Padahal, pernyataan Grace tidak seperti apa yang diviralkan. Tidak utuh, fakta yang diplintir dan hanya berupaya menimbulkan kegaduhan,” jelasnya.
Sufmi Dasco pun mengimbau kepada sebagian media massa yang memuat narasi negatif ini untuk mengkaji lebih dalam dan mencari fakta kebenaran.
Ia mengatakan, jangan sampai pemberitaan dipenuhi dengan narasi negatif yang membingungkan publik, sehingga tidak akan ada tokoh atau pihak yang terprovokasi dengan kabar yang belum terverifikasi.
“Sebagian media massa yang memuat narasi yang kurang pas tersebut selayaknya harus terus mengedukasi publik dalam memperoleh informasi,” paparnya.
Narasi negatif dan gakta yg tidak belum terverifikasi dengan isu politik identitas, lanjutnya, tidak hanya dapat merusak nama Pak Prabowo dari segi elektabilitas.
“Lebih dari itu, negara juga dapat dirugikan secara dampak stabilitas,” tegasnya.
Partai Gerindra, katanya, tetap teguh pada pendirian untuk menjalani tahapan pemilu dengan penuh kedamaian, kegembiraan dan kesejukan.
Sufmi Dasco menjelaskan, publik sudah cerdas, Prabowo bukanlah figur yang suka merusak kerukunan.
“Malah sebaliknya, Pak Prabowo adalah tokoh yang mempersatukan dan mencintai semua golongan. Apapun agamanya, apapun sukunya dan apapun latar belakangnya. Nilai-nilai Pancasila sudah sangat melekat di dalam dirinya,” kata Sufmi.
Ia pun meninstruksikan kepada seluruh keder Partai Gerindra dimana pun berada, jangan terprovokasi dengan narasi propaganda negatif tersebut dan jangan pernah membalas untuk menyerang pihak mana pun.
Menurut Sufmi, lebih baik sampaikan sederet prestasi dan kontribusi Prabowo kepada negara dan rakyat. Karena cara terbaik dalam melawan narasi negatif adalah dengan menyebarkan sebanyak-banyaknya narasi positi.
Ia menambahkan, gunakan sisa waktu menuju pemilu 2024 dengan tetap gigih berjuang, tetap hadir dan berkontribusi di tengah masyarakat. Jangan menyisakan ruang sedikit pun untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak tepuji.
“Ingat kata pepatah, loyang tetaplah loyang, dan emas tetaplah emas meski terkubur di lumpur yang hitam dan dalam. Mari kita fokus jemput kemenangan tuntaskan perjuangan, 2024 PRABOWO PRESIDEN, INDONESIA MENANG…!” tegasnya.