Relawan Nusantara Bersatu di GBK, Andrianto: Jokowi Lakukan Puputan

Jakarta, WartaPemilu – Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyatakan sangat menyesalkan adanya elit relawan yang dekat dengan kekuasaan, lalu memanfaatkan kebaikan Presiden Jokowi sehingga menurunkan citra Presiden Jokowi.

“Akibatnya kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia, dan rakyat Indonesia, lalu dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK,” kata Hasto, Minggu (27/11/2022).

Bacaan Lainnya

Ia menyebutkan kepemimpinan Presiden Jokowi yang sudah going global dan menjadi inspirasi dunia, direduksi dengan cara-cara yang tidak elegan.

“Sepertinya elit relawan tersebut mau mengambil segalanya, jika tidak dipenuhi keinginannya mereka mengancam akan membubarkan diri, tetapi jika dipenuhi elit tersebut melakukan banyak manipulasi,” ungkapnya.

Hasto juga menyebutkan bahwa banyak orang di sekitar Presiden Jokowi yang kurang paham bahwa elit relawan tersebut kumpulan berbagai kepentingan.

Apa yang terjadi dengan acara ‘Nusantara Bersatu’, menjadi pelajaran politik yang sangat penting, terlebih di dalam cara mobilisasi tsb, sampai dilakukan cara2 menyanjikan sesuatu yang tidak sehat.

Kata Hasto, PDI Perjuangan menghimbau kepada ring satu Presiden Jokowi agar tidak bersikap asal bapak senang (ABS) dan benar-benar berjuang keras bahwa kepemimpinan Jokowi yang kaya prestasi sudah on the track.

Bahkan prestasinya untuk bangsa Indonesia dan dunia, bukan untuk kelompok kecil yang terus melakukan manuver kekuasaan.

Jokowi Lakukan Puputan

Acara megah gempita berjuluk Relawan Nusantara Bersatu di GBK, Sabtu (26/11/2022) yang melibatkan ratusan ribu orang membuat dahi berkerut.

“Apakah kita kembali ke era orba yang libatkan jumlah massa besar diluar massa kampanye resmi Pemilu disebut Kebulatan Tekad?”.

Hal itu disampaikan Andrianto, Aktivis Pergerakan 98 melalui keterangannya menanggapi pernyataan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.

Kata Andrianto, Jika dulu mayoritas ibu-ibu majelis taklim (dimobilisasi Badan kontak majelis taklim (BKMT) kini pun hampir mirip.

“Terlihat dilayar kaca ibu-ibu berkerudung memenuhi GBK,” ujarnya. Minggu (27/11/2022) malam.

Menurutnya, Ada dua hal yang membuatnya ‘protes’, Pertama pelanggaran hukum meski itu hanya putusan Menpora yang melarang penggunaan GBK sampai perhelatan piala dunia  U-20 tahun depan (2023).

“Maklum itu ajang sepakbola dunia resmi dari FIFA, Tentu GBK sebagai ajang pembuka harus siap sedia,” ucap dia.

Kedua, moralitas etika kemanusiaan disaat tertimpa dua bencana besar yakni tragedi Kanjuruhan dan tragedi gempa Cianjur.

“Kedua tragedi ini memakan korban besar, jikalau acara di GBK ini sekedar acara relawan seperti yang dinyatakan Hasto, Sekjen PDIP. Justru bertolak belakang jika di lihat ketua panitianya,” tukasnya.

Andrianto menjelaskan, Stafsus Presiden Aminuddin Maruf dan Steering Comiite-nya Arsjad Rasjid (Ketua Kadin), artinya jelas ini orang Istana.

“Justru kita melihatnya Istana memanipulasi relawan seolah itu acara relawan,” jelas dia.

Ditegaskan Andrianto, Sekjend PDI Perjuangan (Hasto) keliru, karna acara model GBK sudah kesekian kali dilakukan.

Dari mulai acara ribuan Kepala desa di Istora Senayan, acara Rakernas Projo di Magelang, Acara Musra  di Bandung dll.

“Semua acara ini tentu memakan biaya yang tidak sedikit, tidak mungkin Relawan dapat bikin acara berskala besar dan terus menerus,” cetusnya.

Andrianto mempertanyakan, apakah ini pakai dana Pribadi Jokowi atau APBN? Atau, ada sponsor Oligarkhy, apakah ini bagian dari gratifikasi?.

Atau kompensasi dari banyaknya policy yang untungkan Oligarkhy (UU Omnibus law, UU Minerba dll)

“Kalau lihat skala acara acara yang demikian massif tentu sudah Ratusan Milliar tergelontorkan,” ujarnya.

Dari acara GBK, kata Andrianto, makin nampak sekali agenda Pilpres dimana positioning Jokowi tidak miliki porto polio di Parpol manapun.

“Jokowi justru terasing dari semua parpol, Jokowi kader PDI Perjuangan seperti sering di klaim orang PDI Perjuangan,” terangnya.

Jokowi sendiri hadir saat Rakernas 2 PDI Perjuangan yang hasilnya dibacakan Ganjar Pranowo yang nyatakan Capres domain Ketum PDI Perjuangan.

“Nah bertubinya agenda Jokowi jelas punya maksud dan tujuan sendiri. Dalam acara GBK, Jokowi bilang kriterIa pemimpin mesti wajah berkerut dan berambut putih,” ucapny.

Lebih jauh Andrianto menyebut, Jika kriteria ini jelas menyinggung Megawati yang menurutnya, Sang Ayahandanya, Bung Karno dikenal berwajah Clink, berbusana modern, Plamboyan dll.

Juga para tokoh bangsa seperti Bung Hatta, Bung Syahrir yang berwajah klimis dan tidak berambut putih.

“Anonim yang di sebut Jokowi itu menyasar ke Ganjar Pranowo. Justru dia bikin ilustrasi kriteria pemimpin malah bikin ambyar semua orang,” beber Andrianto.

Sebelumnya Andrianto berasumsi Jokowi mendukung Prabowo. Namun hal itu terpatahkan di acara GBK kemarin (26/11/2022-red) kriteria lebih mengarah ke Ganjar seperti Skema awal.

“Bisa jadi pihak Oligarkhys penyokong Jokowi tidak percayai sosok Prabowo. Apa mungkin  Prabowo sosok Jenderal bisa d atur atur kemudian?”, tanya Andrianto.

Buat Jokowi dan para oligarkhys kelanjutan project Mercu suar seperti IKN, Kereta Cepat JKT-BDG, LRT Jabotabek dll adalah pertaruhan yang harus di lanjutkan,,

“Apa jadinya bila semua project tersebut mangkrak?” imbuh dia.

Andrianto menyinggung SBY yang terus ‘dibully’ meski  hanya meninggalkan 1 project Hambalang yang nilainya kecil dibandingkan salah satu project Jokowi tersebut.

Belum lagi potensi KKN yg berujung pidana seperti di katakan Prof Antony Budiawan, Said Didu dan Faisal Basri.

“Akhirnya Jokowi tinggal selangkah lagi deklarasikan Capres pilihannya yakni Ganjar Pranowo. Hanya tinggal waktu saja,” cetusnya.

Apakah pilihan Jokowi akan di terima Parpol Parpol terutama PDIP? Padahal apa yang di lakukan di GBK sudah sebuah psy war terbuka?

“Namun kita sangsi parpol-parpol akan manut begitu saja,” ujarya.

Andriantopun membeberkan, Figur Ganjar yang penuh kontroversi antara lain  tersandung E-KTP, Kegagalan memimpin Jateng sehingga Jateng jadi provinsi no 15 termiskin, kasus Wadas, Kasus Semen Kendeng dll.

“PDI Perjuangan sebagai parpol yang miliki tiket vip tentu punya perhitungan bila usung Ganjar. PDI Perjuangan adalah parpol yang dikenal miliki ideologisasi yang kuat,” tegasnya.

Aktivis Pergerakan 98 ini pun mengingatkan, Jabatan adalah penugasan, petugas partai.

“Sebagai partai yang miliki jiwa sang inspirator dan pendiri mazab Nasonalis Bung Karno. Tentu keberlanjutan roh Bung Karno jadi pertaruhan utamanya,” tuturnya.

Apalagi muncul kepermukaan jika Ganjar yang Presiden, maka Jokowi yang Ketum PDI Perjuangan.

“Bisa jadi setelah puputan Jokowi ini, makin membuat yakin PDI Perjuangan segera mendeklrasikan Pencapresan, Puan Maharani,” kata dia.

Menurutnya, Akan berisko mendukung sosok Ganjar yang ‘diingini’ Jokowi. Apalagi jelas rezim Jokowi.

“Bukan lagi jalankan Nawa Cita yang berbasis sosialis ala Bung Karno melainkan rezim Nawa Duka as rezim Peng Peng yang pro Oligarkhys,” tukasnya.

PDI Perjuangan, kata Andrianto, harus tobatan telah gagal dengan eksprimen petugas partainya.

“Sang Petugas malah menurunkan derajat menjadi timses next Presiden dan berupaya menciptakan next Boneka sesuai keinginan Oligarkhys. Bahkan yang terburuk melakukan upaya Kudeta Konstitusi,” tandasnya.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *