WartaPemilu – Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PW KAMMI) Jawa Barat, Launching Pertama Sekolah Demokrasi dalam rangka mengenalkan tata kelola Pemilu bagi generasi muda.
PW KAMMI Jawa Barat menghadirkan Sekolah Demokrasi PW KAMMI Jabar, hasil kerjasama dengan stakeholder dari Bakesbangpol Jabar, KPU, banwaslu Politisi, Polda Jabar, Akademisi, Bapeda dan lainnya.
Secara resmi, program Sekolah Demokrasi ini dilaunching Jumat 26-28 Agustus 2022.
Wakil Ketua Umum PW KAMMI Jabar Riana Abdul Azis, S.Pd., M.CE., mengatakan, sekolah demokrasi ini mempelajari pengetahuan dan wawasan tentang Tata Kelola Pemilu di Indonesia terkhusus di Jabar yang saat ini akan sesegera mungkin terjadi.
Harapannya melalui program ini bisa lahir Penggerak Demokrasi. Selain itu, juga menjadi bagian Pendidikan Pemilih yang melahirkan regenerasi Penyelenggara Pemilu-Pemilihan di masa mendatang, yang luber dan jurdil.
“Kami berharap Sekolah Demokrasi PW KAMMI se-Jawa Barat ini dapat menginisiasi lahirnya penggerak demokrasi dan sebagai ikhtiar PW KAMMI Jawa Barat dalam melakukan proses regenerasi Penyelenggara di masa mendatang,” kata Riana. Minggu (28/8/2022).
Sekolah Demokrasi kali ini, lanjut Riana, menjadi ikhtiar KAMMI Jawa barat untuk melakukan pendidikan kepada pemilih agar penyelenggaraan Pilpres, Pilkada hingga pemilihan legislatif berjalan secara Luber Jurdil.
Riana Abdul Azis menyebut, Sekolah Demokrasi saat ini diikuti 50 peserta yang terdiri muda-mudi Pengurus Daerah usia 18 hingga 30 tahun.

Pelaksanaannya dimulai 26 Agustus 2022 selama 3 hari yang nantinya akan di follow uo secara rutin melalui Lembaga Pemantau Pemilu KAMMI (LPP KAMMI) di setiap daerah.
BACA juga berita menarik lainnya KLIK disini
Peserta secara langsung memperoleh materi dari Komisioner KPU Jawa Barat dan Dosen Fisip Universitas Pajajaran (UNPAD) Bandung dan lainnya.
“Jadi, nanti akan ada 10 kali pertemuan lebih. Untuk peserta memang kita batasi hanya 50 orang saja ya, itu pun melalui pendaftaran online dan dlegasi yang kita buka beberapa waktu lalu,” kata Riana.
Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas tentang Sistem Pemilu dunia dan Indonesia, ditambah dari segi hukum dan realita fakta di lapangan.

Sementara itu, Ketua Bidang Kebijakan Publik PW KAMMI Jawa Barat Kholid Abdurrahman, S.Mat., mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Sekolah Demokrasi adalah untuk menjaga demokrasi Indonesia khsusya jawabarat tetap di rute yang tepat.
“Sekolah Demokrasi ini menjadi ikhtiar untuk membangun demokrasi dan menjaga demokrasi di rute yang tepat,” kata Kholid.
Menurutnya, partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting dalam keberlangsungan negara.
“Sekolah Demokrasi ini mencoba untuk mendorong terwujudnya generasi baru yang akan meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia,” ujarnya.
Pengalaman yang sangat mumpuni, ia melanjutkan, dalam ranah pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas demokrasi.
Pihaknya berharap agar para peserta Sekolah Demokrasi dapat menjawab tantangan-tantangan demokrasi yang kini sedang dihadapi oleh negara dalam masa Pemulihan pandemi COVID-19.
“Dalam Menyambut pesta demokrasi tahun 2024 Nanti Banyak orang sudah salah kaprah memahami demokrasi sehingga memicu terjadinya antidemokrasi,” ungkapnya.
Kesalahpahaman itu disebabkan karena kurangnya edukasi kepada masyarakat bahwa demokrasi yang diusung Indonesia, dalam hal ini Pancasila, sudah sangat sesuai dengan nilai, norma, budaya, dan agama bangsa Indonesia.
Masih kata Kholid, Hal lain yang menjadi penyebabnya juga semakin banyaknya oknum-oknum yang mengatasnamakan kebenaran, padahal sejatinya mencoreng kesakralan demokrasi.
“Untuk itu, pemuda harus cerdas mengenali dan mengembalikan makna demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi yang dicita-citakan pendiri negara,” ujarnya.
Diharapkan, pemahaman demokrasi yang didapatkan para peserta dapat ditularkan, setidaknya pada teman satu sekolahnya.
Dengan demikian, penyebaran paham dan makna demokrasi Pancasila yang menjadi dasar negara bisa diterima semua kalangan.
“Selama kegiatan tersebut berlangsung, akan selalu mendorong peserta untuk menumbuhkan kepedulian pada demokrasi, keberanian untuk unjuk gigi, dan kesadaran dalam berdiplomasi,” tandasnya.(*)